Selasa, 23 Februari 2010

Banjir, Motor dan Mogok : My First Experience

.
 

Buat yang punya poto saya minta ijin yah...
well, gambar di atas jelas bukan diriku, tapi setidaknya menggambarkan keadaanku kemarin--sedikit lebih parah dari gambar itu siih.

Hujan lebat bikin jalan menuju rumahku banjir, orang-orang memacu motornya dengan kecepatan tinggi melewati genangan. Dalam pikirku, tega amat siih, kan kesian orang-orang kena ciprat. Lalu dengan maksud baik, kupelankan laju motorku agar orang-orang di pinggir jalan gak kena cipratan air dari genangan itu.

dengan kecepatan 20 km/jam melajulah diriku dengan motor anti airku si Vega, swiing swiing swiii...iii...bret..bret..bret..ppeeet..peet..peet..pessssss..dan innalillahi motorku mogok semogok-mogoknya.
Reaksi pertama, BINGUNG, lho rasanya gak mungkin deh kalo habis bensin. Di bawah derasnya guyuran hujan di bojong malam itu, kudorong motorku menuju tukang bensin dengan penuh rasa malu dan kekecewaan yang mendalam terhadap si Vega.

Kubuka tangki bensin, Vega masih kenyang, bensinnya penuh.
Kustarter, masih menolak juga. kustarter, kustarter, starter, sampai pegal betisku...dan saat aku hampir menyerah, datanglah seorang bapak dengan payungnya. Hujan bu, ujarnya. Dalam hati aku berkata, ya iyalah secara badanku dah basah, basah, basah (tampak dangdut ya...), tapi aku berusaha tampak tegar menghadapi cobaan ini, dengan tersenyum.

Namun sepertinya, tampang memelasku lebih ketara dibanding ketegaran yang berusaha kutunjukkan. Bapak itu kemudian lebih mendekat, bukan padaku lhooo, tapi mendekati si Vega. Vega terpaku tak berdaya, putus asa menghadapi kebodohanku, dan sangat berharap uluran tangan-tangan ahli yang jelas bukan diriku. Tak cuma Bapak berpayung itu, mas penjual bensin pun jatuh iba padaku, hingga akhirnya mereka berkolaborasi menolong wanita tak berdaya ini. Mas bensin membetulkan motorku, dan Bapak berpayung memberiku motivasi dan kuliah ke-Vega-an yang hanya bisa kupahami 25% saja mengingat wawasan permotoranku yang sempit. 

15 menit berlalu dan Vega kembali hidup dari mati surinya. Dalam hati aku berteriak girang, yes yes yes aku bisa pulang. Saat kutawari sejumlah uang, bapak dan mas itu menolak. Setelah mengucapkan terimakasih yang sangat sangat banyak, melajulah diriku dengan kelegaan dan keharuan. We're going home at last...sambil kuingatkan pelajaran ini, niat baik harus disertai pengetahuan jika tidak hanya akan menjadi bencana, entah bagi kita atau orang lain.

(to be continue..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar